BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Setelah
melahirkan, banyak wanita memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Mereka
mungkin merasa bahagia di satu saat, kemudian sedih saat berikutnya. Beberapa
wanita juga dapat kehilangan nafsu makan mereka, menderita masalah tidur,
dan merasa sedih. Tapi, gejala ini seringkali disebabkan oleh “baby blues”
– kondisi temporer yang dialami 50-80% wanita setelah melahirkan. Jika
Anda tidak merasa lebih baik setelah seminggu atau lebih, Anda
mungkin mengalami apa yang disebut sebagai depresi postpartum
(depresi pasca melahirkan).
Depresi
postpartum memengaruhi sekitar 10-15% wanita setelah melahirkan.
Reaksi calon ibu terhadap persalinan menurut Hamilton (1995) secara umum
tergantung pada persiapannya dan persepsinya terhadap kejadian ini, baik
persiapannya secara fisik, mental dan spiritual. Secara fisik mereka harus bisa
menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya setelah persalinan.
Mental yang kuat juga dibutuhkan agar ibu-ibu yang telah melahirkan bayi menyadari
bahwa sekarang hidupnya akan berubah dengan kedatangan anggota keluarga yang
baru. Seharusnya ibu yang telah melalui proses persalinan dengan lancar dapat
berbahagia dan mensyukurinya.
Namun di antara sekian ibu yang
berbahagia setelah berhasil melahirkan bayi mereka dengan selamat dan sukses,
ada yang malah berduka. Mungkin hal ini agak sulit dipercaya, tapi nyatanya ini
memang benar-benar terjadi (Hery, 2004). Sebagian besar dari wanita yang pernah
merasakan gangguan ini menggambarkan perasaan yang mereka alami adalah perasaan
sedih, kecewa maupun mudah menangis. Perasaan seperti ini bukanlah sesuatu yang
aneh. Hal ini disebabkan karena perubahan cara hidupnya setelah mempunyai bayi.
Adanya perasaan kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada
suatu reaksi sedih. Apabila situasi seperti ini dibiarkan saja akan menjadi
parah oleh adanya ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, stress, dan dapat mengakibatkan
depresi pada ibu.
B.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui
bagaimana cara penanganan pada gangguan depresi post partum.
2. Tujuan khusus
v Mengetahui apa itu gangguan depresi
post partum.
v Mengetahui apa saja gangguan depresi post
partum
v Mengetahui penyebab gangguan depresi
post partum.
v Mengetahui gejala pada gangguan
depresi post partum.
v Mengetahui gambaran klinis gangguan
depresi post partum.
v Mengetahui pencegahan gangguan
depresi post partum.
v Mengetahui bagaimana penanganan
gangguan depresi post partum.
C.
MANFAAT
v Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan
kebidanan.
v Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas
kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TINJAUAN TEORITIS
1.
PENGERTIAN
Depresi
post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi
pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus
sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.
Depresi
pertama kali di temukan oleh Pitt tahun 1988. Menurut pitt depresi post parum
adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan,
mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk
berhubungan intim dengan suami).
Hadi
(2004), menyatakan secara sederhana dapat dikatakan bahwa depresi adalah suatu
pengalaman yang menyakitkan, suatu perasaan tidak ada harapan lagi.
Kartono
(2002), menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang
disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan
aktivitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih lanjut
Kartono menjelaskan bahwa gangguan depresi disertai kecemasan , kegelisahan dan
keresahan, perasaan bersalah, perasaan menurunnya martabat diri atau
kecenderungan bunuh diri.
Menurut
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3
bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional
meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
2.
PENYEBAB
secara umum penyebab depresi post partum :
·
Wanita dengan riwayat keluarga depresi cenderung libih muah
terkena depresi
·
perubahan hormon setelah melahirkan.
kadar hormon estrogen dan progesteron
sangat meningkat. Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadar hormon
tersebut dengan cepat kembali normal. Perubahan besar dalam kadar hormon dapat
menyebabkan depresi. Kadar hormon tiroid juga bisa turun setelah
melahirkan.
·
Sejarah mengidap
depresi atau penyakit mental lainnya
·
Pernah mengalami
depresi postpartum
·
Mengalami stress di
rumah atau tempat kerja selama hamil
·
Kurang mendapat
dukungan emosional
·
Memiliki masalah
pernikahan atau masalah hubungan.
Pitt
(regina dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post partum :
·
Faktor konstitusional
·
Faktor fisik yang etrjadi karena ketidakseimbangan hormonal
·
Faktor psikologi
·
Faktor sosial dan karateristik ibu
3.
GEJALA
Adapun
gejala-gejala umum ibu depresi post partum adalah :
·
Merasa gelisah atau murung
·
Merasa sedih, putus asa, dan kewalahan
·
Kurang energi atau motivasi
·
Banyak menangis
·
Makan terlalu sedikit atau terlalu banyak
·
Tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak
·
Kesulitan berpikir atau membuat keputusanMemiliki masalah
memori
·
Merasa tidak berharga dan bersalah
·
Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang
biasanya disukai
·
Menarik diri dari teman dan keluarga
·
Hilang minat (anhedonia)
·
Mengalami perubahan
cepat tingkatan suasa hati dari sedih jadi marah
·
Selalu merasa lelah
sepanjang waktu
·
Hanya tertarik sedikit
pada bayi anda
·
Tidak menikmati hidup
lagi
·
Kesulitan untuk
berkonsentrasi
·
Pernah berfikir untuk
mencelakai diri sendiri atau bayi Anda
Ling
dan Duff (2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60%
wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
·
Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
·
Kelelahan dan perubahan mood
·
Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
·
Tidak mau berhubungan dengan orang lain
·
tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau
dirinya sendiri.
4.
GAMBARAN KLINIK
Monks
dkk (1988) mengatakan depresi post partum merupakan problem psikis sesudah
melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat
berlangsung berbulan-bulan.
Faktor resiko:
Faktor resiko:
·
Keadaan hormonal
·
Dukungan social
·
Emotional relationship
·
Komunikasi dan kedekatan
·
Struktur keluarga
·
Antropologi
·
Perkawinan
·
Demografi
·
Stressor psikososial dan lingkungan
5.
PENCEGAHAN
Untuk
mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus
memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila
terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk :
·
Beristirahat dengan baik
·
Berolahraga yang ringan
·
Berbagi cerita dengan orang lain
·
Bersikap fleksible
·
Bergabung dengan orang-oarang baru
·
Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
Adapun bagi suami dapat memotivasi istri dengan cara :
·
Dorong istri untuk berbicara dan tunjukkan kalau Anda
mengerti.
·
Buat batasan kunjungan dan beritahu teman-teman "tidak
bisa" ketika istri tidak ingin dikunjungi.
·
Terima pertolongan dari orang-orang yang sukarela membantu
menyelesaikan pekerjaan rumah.
·
Izinkan teman-teman mengemong bayi agar istri punya waktu
untuk dirinya sendiri dan sementara jauh dari bayi.
·
Bertindak setia dan penuh kasih sayang secara fisik tanpa
minta dilayani secara seksual.
6.
PENGOBATAN
v
Terapi Obat
Obat diberikan untuk depresi sedang sampai berat obat yang umum
digunakan antara lain golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI),
SNRI, dan tricyclic antidepressants serta benzodiasepin sebagai tambahan. Obat
anti depressant tidak dapat digunakan hanya 1-2 minggu, karena efeknya baru
terasa setelah 2 minggu. Umumnya diberikan selama 6 bulan.
v
Psikoterapi
Psikoterapi antara lain talking therapy, terapi interpersonal dan
kognitif/ perilaku dan terapi psikodinamik. Talking therapy membantu pasien
mengenali masalah dan menyelesaikannya melalui give anta take verbal dengan
terapis. Pada terapi kognitif/perilaku, pasien belajar mengidentifikasi dan
mengubah persepsi menyimpang tentang dirinya serta menyesuaikan perilaku untuk
mengatasi lingkungan sekitar dengan lebih baik
v
Konseling
Ibu akan diajak melihat bahwa merawat anak bukanlah kesulitan yang
luar biasa. Pelan-pelan diajak melihat fokus masalah, apa yang dihadapi dalam
merawat anak dan adakah masalah yang sekiranya bias diselesaikan.
v
Modifikasi Lingkungan
Lingkungan keluarga penting dalam penyembuhan. Suami harus
pengertian. Serta keluarga harus mendukung ibu serta membantu dalam merawat
anak.
BAB III
ASKEB TEORI
PENGUMPULAN DATA (PENGKAJIAN)
1.
SUBJEKTIF
A. Biodata atau identitas klien dan
suami
Ø Nama
Perlu
ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien
Ø Umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui
pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dalam kurun waktu
reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah
20-30 tahun
Ø Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah
hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat
tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga kemungkinan
bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah.
Ø Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien.
Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana
taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai.
Ø Agama
Ditanyakan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan
diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di
dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Ø Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat
intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan
seseorang.
Ø Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan
diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan
di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
B.
Riwayat pasien
Ø Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal
yang mendorong pasien/klien datang kepada bidan. Untuk mengetahui keluhan utama
tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai berikut: “Apa yang
ibu rasakan.
Setelah pasien menjawab pertanyaan
yang diajukan diatas maka pertanyaan selanjutnya adalah sebagai berikut :
·
Sejak kapan timbulnya gangguan dirasakan?
·
Ceritakan secara kronologis timbulnya gangguan tersebut?
·
Apakah gangguan tersebut hilang timbul? Bagaimana
frekuensinya?
·
Dimana letak rasa sakit yang dirasakan? Bagaimana intensitas
dan tingkat perawatannya?
·
Apakah ada keluhan lain?
·
Apakah gangguan tersebutmenghalangi kegiatan sehari-hari?
·
Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan
tersebut? Apakah efektif?
Ø Riwayat persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran,
tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan. Dengan mengetahui
riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil saat
persalinan sekarang dan mengupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.
Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio saesaria,
solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada
persalinan sekarang.
Ø Riwayat nifas
Untuk mengetahui adakah penyakit
atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan, feloris)
C.
Riwayat kelahiran anak
Ø Berat bayi sewaktu Lahir
Untuk mengetahui kondisi bayi apakah
sehat atau mengalami trauma lahir dimana hal ini terjadi karena trauma pada
bayi akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi) selama preses
persalianan.Kejadian ini terjadi pada berat badan bayi lebih dari 4.500 gram.
Ø Kelainan Bawaan Bayi
Untuk dapat segera melakukan
tindakan preventif pada bayi agar tidak memperparah kondisi.
Ø Jenis Kelamin Bayi
Untuk mengetahui jenis kelamin bayi
sebagai dokumentasi.
·
Status Bayi yang Dilahirkan: hidup atau mati
·
Bila bayi hidup, bagaimana keadaannya sekarang,
·
Bila meninggal, apa penyebab kematiannya
D.
Keadaan sosial budaya
Untuk
mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
·
Jumlah anggota keluarga
·
Dukungan materiil dan
moril yang didapat dari keluarga.
·
Kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan.
·
Kebiasaan yang merugikan kesehatan
E.
Riwayat psikologis
Perlu ditanyakan
untuk mengetahui bagaimana keadaan psikologis ibu sebelum hamil. apakah pernah mengalami riwayat
penyakit gangguan jiwa dan kemungkinan juga sebelumnya ibu
pernah mengalami depresi,stress dan
trauma sebelumnya.
2.
OBJEKTIF
Untuk mengetahui keadaan setiap
bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap kehamilan untuk diupayakan pencegahan dan
penanggulangannya.
A. Pemeriksaan Keadaan Umum
Ø Pengukuran tanda tanda vital
Meliputi pemeriksaan tekanan
darah,nadi,suhu dan pernafasan.ibu dengan gangguan jiwa didapatkan tekanan
darah,suhu,nadi dan pernafasan melebihi dari normal.
B. Pemeriksaan khusus
Ø Secara inspeksi
Yaitu pemeriksaan pandang yang di
mulai dari kepala sampai kaki.yang di nilai adalah kemungkinan bentuk tubuh
yang normal, kebersihan kulit, rambut, muka, konjungtiva, sclera, hidung dan
telinga, mulut apakah ada karies stomatitis, karang gigi, leher apakah ada
pembesaran kelenjer gondok, payu dara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan
putting susu menonjol atau tidak, colostrums ada atau tidak, perut membesar
sesuai dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah
bersih, ada varises atau tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina. Anus apakah
ada hemoroid, extremitas atas dan bawah apakah ada kelainan.
Ø Pemeriksaan penunjang
·
Dilakukan pemeriksaan Hb.
·
Tes kejiwaan dengan cara berkolaborasi dengan dokter
spesialis kebidanan,psikiater dan psikologi.
INTERPRETASI DATA DASAR
Pada langkah ini, bidan menganalisa
data dasar yang diperoleh pada langkah pertama, menginterpretasikannya secara akurat
dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnose atau masalah kebidanan.
Di dalam diagnosa unsur – unsur
berikut perlu dicantumkan yaitu:
Ø Keadaan Pasien (ibu)
Keadaan
pasien dicantumkan untuk membantu merumuskan masalah (diagnosa).
Ø Masalah Utama dan Penyebabnya
Masalah
dirumuskan bila bidan menemukan kesenjangan yang terjadi pada respon ibu
terhadap kelahiran bayi.
Tujuan mengetahui masalah utama dan penyebab adalah melakukan pengkajian lebih
lanjut untuk diberikan intervensi khusus, baik berupa dukungan/penjelasan/tindakan/follow
up/rujukan.Masalah Utama dan
Penyebabnya.
Ø
Gangguan aktifitas
Dasar : ketidakmampuan melakukan aktifitas
normal
Ø Gangguan rasa nyaman
Dasar :
perubahan pola istirahat.
Ø Gangguan makanan dan cairan
Dasar : Ibu mengalami penurunan nafsu makan
Ø Kebutuhan
KIE pada
ibu tentang tanda-tanda penyakit jiwa
MENGANTISIPASI MASALAH (IDENTIFIKASI)
Langkah ini merupakan langkah
antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk
mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang sudah ada/sudah
terjadi.
MENETAPKAN KEBUTUHAN (TINDAKAN SEGERA)
Pada tahap
ini bidan mengidentifiksi perlunya tindakan segera, baik tindakan intervensi,
tindakan konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi
klien.Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan
kebidanan dalam kondisi emergensi, berdasarkan hasil analisa data bahwa klien
membutuhkan tindakan segera untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.
MENYUSUN RENCANA TINDAKAN
Tujuan di dalam rencana kegiatan ini
adalah untuk menunjukkan perbaikan-perbaikan yang diharapkan.
PELAKSANAAN
TINDAKAN
Merupakan
tindakan pelaksanaan dari rencana tindakan yang akan diberikan pada pasien agar
mendapatkan asuhan yang komperhensif.
EVALUASI
Merupakan penilaian ulang yang dilakukan oleh bidan yang berguna untuk
menentukan sejauh mana hasil pelaksanaan yang telah dilakukan terhadap pasien
sehingga asuhan yang diberikan efektif.
BAB 1V
KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
DEPRESI POST
PARTUM TERHADAP Ny. “Y” P1AOH1 HARI KE 2
POST PARTUM DI KLINIK BERSALIN SEHAT SENTOSA PADANG
TANGGAL 12 JUNI 2012
I.
PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal 12 Juni 2012
pukul 12.30 wib
A. Identitas
Nama : Yeni Susanti
Nama suami : Jatmiko
Umur : 21 tahun
umur :
30 tahun
Agama :
Islam
Agama : Islam
Pendidikan :
DIII
Pendidikan : S1
Suku :
Jawa
Suku
: Jawa
Alamat : Jalan Melati No. 45
Alamat
: Jalan melati No. 45
Kota
Alam
Kota Alam
B. Anamnesa
1. Keluhan utama
Ibu post partum hari ke 2 mengeluh sangat merasa sedih, tidak ingin melihat
apalagi mendekati bayinya, karena lahir bayi perempuan, ibu tidak nafsu makan,
merasa lelah yang berlebihan dan tidak bisa tidur.
2. Riwayat persalinan
Anak lahir tanggal : 12 Juni 2012 pukul
12.30 wib
Jenis kelamin
: Perempuan
Jenis persalinan :
Spontan
No
|
Keadaan
|
Uraian
|
Jumlah Perdarahan
|
Lamanya
|
1.
|
Kala I
|
Lamanya 5 jam
|
Blood slym
|
4 jam 45 menit
|
2.
|
Kala II
|
Pukul 12.30 WIB, persalinan
spontan jenis kelamin perempuan, BB 3500 gram, PB 48 cm , apgar score 10
rupture perineum tidak ada
|
50 cc
|
15 menit
|
3.
|
Kala III
|
Plasenta lahir pukul 12.45
dengan manajemen aktif kala III, berat plasenta 500 gr, panjang tali pusat 20
cm, kotiledon dan fisik lengkap
|
150 cc
|
15 menit
|
4.
|
Kala IV
|
Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TFU 2 jari di bawah pusat kontraksi baik, tidak ada nyeri tekan
TD : 120/70, RR : 20 x/menit, suhu 360C, pols 80 x/menit
|
100 cc
|
2 jam
|
3. Pola Kehidupan
a. Eliminasi
Sebelum melahirkan: Ibu mengatakan BAB 1 kali
sehari.
Ibu mengatakan BAK 6-8 kali perhari/sesuai jumlah banyak, jernih.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan BAB 2
kali sehari.
Ibu mengatakan BAK 3-4 kali sehari, jumlah banyak dan warna jernih.
b. Nutrisi
Sebelum melahirkan: ibu makan 3 kali sehari, dengan porsi 1 piring nasi, ½ mangkuk
sayur, lauk-pauk, tempe, tahu, kadang ikan/ayam. Ibu sering minum susu, nafsu
makan ada, minum 6-8 gelas/hari.
Setelah melahirkan : ibu makan 2 kali
sehari, dengan porsi ½ piring nasi, ¼ mangkuk sayur, lauk-pauk, tempe,
tahu, kadang ikan/ayam. Ibu sering minum susu, nafsu makan ada, minum 6-8
gelas/hari.
c. Istirahat
Sebelum melahirkan : ibu mengatakan tidur 7-8 jam
/hari.
Setelah melahirkan : ibu mengatakan sulit tidur, tidur 4-5 jam/hari.
d. Aktifitas
Sebelum melahirkan : ibu bekerja dan beraktivitas seperti biasa dengan sendiri.
Setelah melahirkan : ibu mengatakan masih perlu bantuan untuk beraktivitas.
e. Personal hygiene
Sebelum melahirkan : mandi 2 x sehari, ganti
pakaian 2 x sehari, cuci rambut 3 kali seminggu.
Setelah melahirkan : mandi 1 x sehari,
ganti pakaian 2 x sehari, cuci rambut 1 x seminggu.
4. Riwayat
Kesehatan Sekarang
Keluhan ibu sekarang adalah sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan
tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak perhatian terhadap bayinya
dan penampilan dirinya.
5. Keadaan
psikologi
Ibu sedih tidak mau melihat atau merawat bayinya karena bayi lahir
perempuan ibu cemas takut bila suami dan keluarga tidak menyukai bayinya.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
: ibu tampak kusut dan
lemah
Kesadaran
: composmentis
b. Tanda-tanda vital :
TD :
100/70 mmHg
Nadi
:
90 x/menit
Suhu
:
36oC
P
: 24 x/menit
c. Pemeriksaan inspeksi.
1.
Rambut : hitam dan pendek.
2.
Wajah : tidak ada oedema dan cloasma gravidarum .
3.
Mata : konjungtiva tidak pucat, skelera tidak ikterik, tidak ada pembengkakan.
4.
Hidung : simetris, bersih, tidak ada
peradangan, tidak ada polip, fungsi penciuman normal.
5.
Mulut : bersih, terdapat stomatitis, tidak ada caries,
pengecapan baik.
6.
Telinga : simetris kanan/kiri, keadaan bersih, pendengaran normal .
7.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugolaris.
8.
Dada : simetris kanan dan kiri, gerakan dada saat
inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar
wheezing, suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.
9.
Payudara : simetris kanan/kiri, puting
menonjol, tidak ada benjolan, bersih, terjadi pembengkakan.
10.
Abdomen : TFU 2 hari bawah pusat, tidak ada nyeri tekan, terdapat strie albican dan
kontraksi baik.
11.
Genetalia : genetalia bersih, tidak ada
luka heating, lochea alba, tidak ada oedema dan hemoroid.
12.
Ekstremitas
Atas : simetris kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas digerakkan, lengkap, dan bersih.
Bawah : simetris kanan-kiri, tidak ada cacat, bebas di gerakan, lengkap dan bersih serta tidak ada
varices dan oedema.
d. pemeriksaan laboratorium
1. Darah
-
Hb : 11 gr %
II. INTERPRESTASI DATA DASAR
A. Diagnosa
Ibu nifas P1A0H1 hari ke 2 dengan depresi
post partum.
Dasar :
Ibu P1AoH1 post partum tanggal 12 Juni
2012 pukul 14.00 WIB
Ibu mengatakan sulit tidur, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya,
tidak senang melihat bayinya, tidak mau mendekati bayinya, tidak ada perhatian
terhadap penampilannya dengan keadaan ibu yang kotor dan lemah.
B. Masalah
1.
Gangguan pemenuhan nutrisi
Dasar :
a. P1A0H1
post partum tanggal 12 Juni 2012 pukul 14.00 WIB.
b. Ibu tidak nafsu
makan.
c. Ibu makan 2
kali sehari dengan porsi ½ piring nasi, ¼ mangkuk sayur dan lauk pauk.
2.
Gangguan pola istirahat
Dasar :
a. P1A0H1
post partum tanggal 21 Juli 2007
pukul 14.00 WIB.
b. Ibu mengatakan
sulit tidur, tidur 4-5 jam/hari.
c. Ibu tidak
pernah tidur siang.
C. Kebutuhan
1.
Informasi perawatan bayi
sehari-hari.
2.
Pemenuhan nutrisi ibu nifas.
3.
Penanganan depresi post partum.
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
1.
Potensial terjadi depresi berat
Dasar :
a.
Ibu sulit tidur.
b.
Ibu merasa sedih.
c.
Ibu tidak mau melihat apalagi mendekati
bayinya.
d.
Ibu tidak ada perhatian terhadap
penampilah dirinya.
2.
Potensial mastitis dan abses
Dasar : Air susu yang tidak
disusukan pada anaknya.
IV.
KEBUTUHAN TERHADAP INTERVENSI DAN KOLABORASI SEGERA
Kolaborasi dengan dokter atau psikiater untuk mendapat terapi.
V. PERENCANAAN ASUHAN
1.
Jelaskan pada ibu dan keluarga
tentang keadaan ibu saat ini
a.
Jelaskan pada ibu bahwa ibu
menderita depresi post partum yaitu depresi setelah melahirkan karena tidak
mengingkan anak perempuan.
b.
Libatkan keluarga untuk membantu
ibu untuk beristirahat, melakukan aktivitas dan melakukan interaksi dengan
bayinya.
2.
Observasi keadaan umum ibu dan
tanda vital
a.
Memantau keadaan ibu apakah masih
lemah dan kusut.
b.
Memantau TD, nadi, suhu dan
pernafasan ibu.
3.
Bantu ibu memenuhi kebutuhan
nutrisi.
a.
Anjurkan pada ibu untuk makan 3 x
sehari dengan menu yang sehat dan bergizi.
4.
Ajarkan tentang perawatan bayi.
a.
Ajarkan cara memandikan bayi.
b.
Ajarkan tentang cara perawatan
tali pusat.
c.
Ajarkan pada ibu tentang
pemenuhan nutrisi yang baik untuk bayi.
5.
Libatkan keluarga dan teman-teman
terdekatnya untuk memberi dukungan dan semanga.
6.
Jelaskan faktor-faktor yang memperberat
depresi dan cara penanganannya:
a.
Jelaskan hal-hal lain yang bisa
menambah berat depresi.
b.
Ajarkan ibu bagaimana cara penanganan, depresi
postpartum.
7.
Kolaborasi dengan dokter atau
psikiater.
VI. IMPLEMENTASI ATAU
PELAKSANAAN
1.
Menjelaskan pada ibu dan keluarga
tentang keadaan ibu saat ini bahwa ibu menderita, depresi post partum yaitu
depresi setelah melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan hormonal, dukungan
sosial, emotional relation ship (teman dekat) komunikasi dan kedekatan,
setruktur keluarga, antropologi, perkawinan, demografi, psikososial dan
lingkungan.
2.
Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami
depresi karena tidak menghendaki lahirnya anak perempuan, oleh karena itu beri
penjelasan pada ibu bahwa anak perempuan maupun laki-laki sama saja, karena
sama-sama titipan Tuhan.
3.
Mengobservasi keadaan ibu yaitu
tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan ibu, melihat apakah ibu masih lemah.
4.
Membantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
cara menganjurkan ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan
bergizi, ibu bisa makan nasi dengan lauk, seperti tempe, tahu, telor, ikan,
atau daging. Ibu anjurkan banyak makan buah untuk memulihkan keadaan.
5.
Mengajarkan ibu tentang perawatan
bayi yang benar, mandi lap, dan mandi rendam. Mengajarkan ibu cara perawatan
tali pusat dengan kasa steril, kasa tidak boleh basah dengan alkohol atau
betadin. Alkohol atau betadin hanya dioles dengan cotenbooth.
6.
Menganjurkan keluarga dan
teman-teman terdekat untuk memberi dukungan untuk membantu ibu menjalin
interaksi dengan anaknya dengan cara menggendong bayinya, menyusuinya.
7.
Menjelaskan pada ibu bahwa ada
beberapa yang dapat memperberat depresi post partum antara lain :
a.
Ketidak seimbangan hormon yang
semakin meningkat.
b.
Lingkungan dan keluarga yang
tidak mendukung.
c.
Semangat ibu untuk sembuh
sendiri.
8.
Mengajarkan cara penanganan
depresi post partum yaitu :
a.
Batasi pengunjung jika kehadiran
mereka mengganggu istirahat.
b.
Untuk sementara ini hindari
konsumsi coklat atau gula berlebihan karena dapat memicu depresi.
c.
Perbanyak mendengar musik favorit
agar merasa rileks, disarankan musik-musik yang menenangkan.
d.
Lakukan olahraga atau
latihan-latihan ringan.
e.
Sesekali berpergianlah agar tidak
bosan.
f.
Dukungan dari suami dan anggota
keluarga lainnya sangat berpengaruh bagi keadaan psikis ibu.
VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti
tentang kondisinya saat ini.
2. Keadaan umum ibu
lemah, kesadaran composmentis.
3. Tanda-tanda vital
TD
: 100/70 mmHg
Nadi
: 90 x/menit
Suhu
: 36oC
RR
: 24 x/menit
4. Ibu mengerti
hal-hal yang dijelaskan dan mau melakukan hal-hal yang dianjurkan oleh bidan.
5. Ibu mandi sore,
tapi belum untuk mencuci rambutnya.
6. Ibu masih belum
mau makan.
SOAP
Subjektif :
1. Keluarga mengatakan bahwa Ny. “ Y “ tidak ingin melihat apa lagi mendekati bayinya kerena jenis kelamin bayinya tidak sesuai dengan harapan.
2. Keluarga mengatakan ibu tidak nafsu makan ,merasa lelah yang berlebihan
,dan tidak bisa tidur.
Objektif:
1.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : ibu tampak kusut dan lemah
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda
vital :
TD : 100/70 mmHg
Nadi
: 90 x/menit
Suhu
: 36 ⁰C
P : 24 x/menit
2. Pemeriksaan inspeksi.
Rambut :
hitam dan pendek.
Wajah :
tidak ada oedema dan cloasmagravidarum .
Mata : konjungtiva tidak pucat, skelera tidak ikterik,tidak ada pembengkakan.
Payudara : simetris kanan / kiri, putting menonjol, tidak ada benjolan, bersih,
terjadi pembengkakan.
Abdomen : TFU 2 hari bawah pusat, tidak ada nyer itekan, terdapat striea lbican dan kontraksi baik.
Genetalia : genetalia bersih, tidak ada luka heating, lochea
alba, tidak ada oedema dan hemoroid.
Ekstremitas
Atas : simetris kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas digerakkan, lengkap,dan bersih.
Bawah :simetris kanan-kiri, tidak ada cacat, bebas di gerakan,
lengkap dan bersih serta tidak ada varices dan oedema.
3.
pemeriksaanlaboratorium
Darah
Hb : 11
gr %
Assessment :
Ibu nifas P1A0H1 hari ke 2 dengan depresi post partum.
Dasar :
Ibu P1AoH1 post
partum tanggal
12 Juni 2012 pukul 14.00 WIB
Ibu mengatakan sulit tidur, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak mau mendekati bayinya, tidak ada perhatian terhadap penampilannya dengan keadaan ibu yang kotor dan lemah.
Planning :
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini.
2. Jelaskan pada ibu bahwa ibu menderita depresi post partum yaitu depresi setelah melahirkan karena tidak mengingkan anak perempuan.
3. Libatkan keluarga untuk membantu ibu untuk beristirahat, melakukan aktivitas dan melakukan interaksi dengan bayinya.
4. Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
5. Memantau keadaan ibu apakah masih lemah dan kusut.
6. Memantau
TD, nadi, suhu dan pernafasan ibu.
7. Bantu
ibu memenuhi kebutuhan nutrisi.
8. Anjurkan pada ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi.
9. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini
10. Jelaskan pada ibu bahwa ibu menderita depresi post partumyaitu depresi setelah melahirkan karena tidak mengingkan anak perempuan.
11. Libatkan keluarga untuk membantu ibu untuk beristirahat, melakukan aktivitas dan melakukan interaksi dengan bayinya.
12. Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
13. Memantau keadaan ibu apakah masih lemah dan kusut.
14. Memantau
TD, nadi, suhu dan pernafasan ibu.
15. Bantu
ibu memenuhi kebutuhan nutrisi.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
Depresi
postpartum memengaruhi sekitar 10-15% wanita setelah melahirkan.
Reaksi calon ibu terhadap persalinan menurut Hamilton (1995) secara umum
tergantung pada persiapannya dan persepsinya terhadap kejadian ini, baik
persiapannya secara fisik, mental dan spiritual. Secara fisik mereka harus bisa
menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya setelah persalinan.
Mental yang kuat juga dibutuhkan agar ibu-ibu yang telah melahirkan bayi
menyadari bahwa sekarang hidupnya akan berubah dengan kedatangan anggota
keluarga yang baru. Seharusnya ibu yang telah melalui proses persalinan dengan
lancar dapat berbahagia dan mensyukurinya.
Pencegahan depresi yang terjadi pada ibu
nifas dapat dilakukan suami beserta anggota keluarga dengan cara selalu
memotivasi ibu serta beri dukungan yang baik pada ibu.
Pada contoh kasus di atas, yang berperan
penting dalam pengobtan depresi ada ibu nifas adalah bidan dan anggota keluarga
dekat.
SARAN
a.
Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat
menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Petugas – petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga
dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education pada ibu dengan depresi
post partum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar