Kamis, 28 Juni 2012

Depresi Postpartum


BAB I
PENDAHULUAN
A.       LATAR BELAKANG
Setelah melahirkan, banyak wanita memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Mereka mungkin merasa bahagia di satu saat, kemudian sedih saat berikutnya. Beberapa wanita juga dapat kehilangan nafsu makan mereka, menderita masalah tidur, dan merasa sedih. Tapi, gejala ini seringkali disebabkan oleh “baby blues” – kondisi temporer yang dialami 50-80% wanita setelah melahirkan. Jika Anda tidak merasa lebih baik setelah seminggu atau lebih, Anda mungkin mengalami apa yang disebut sebagai depresi postpartum (depresi pasca melahirkan). 
Depresi postpartum memengaruhi sekitar 10-15% wanita setelah melahirkan. Reaksi calon ibu terhadap persalinan menurut Hamilton (1995) secara umum tergantung pada persiapannya dan persepsinya terhadap kejadian ini, baik persiapannya secara fisik, mental dan spiritual. Secara fisik mereka harus bisa menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya setelah persalinan. Mental yang kuat juga dibutuhkan agar ibu-ibu yang telah melahirkan bayi menyadari bahwa sekarang hidupnya akan berubah dengan kedatangan anggota keluarga yang baru. Seharusnya ibu yang telah melalui proses persalinan dengan lancar dapat berbahagia dan mensyukurinya.
Namun di antara sekian ibu yang berbahagia setelah berhasil melahirkan bayi mereka dengan selamat dan sukses, ada yang malah berduka. Mungkin hal ini agak sulit dipercaya, tapi nyatanya ini memang benar-benar terjadi (Hery, 2004). Sebagian besar dari wanita yang pernah merasakan gangguan ini menggambarkan perasaan yang mereka alami adalah perasaan sedih, kecewa maupun mudah menangis. Perasaan seperti ini bukanlah sesuatu yang aneh. Hal ini disebabkan karena perubahan cara hidupnya setelah mempunyai bayi. Adanya perasaan kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu reaksi sedih. Apabila situasi seperti ini dibiarkan saja akan menjadi parah oleh adanya ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, stress, dan dapat mengakibatkan depresi pada ibu.
B.        TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana cara penanganan pada gangguan depresi post partum.
2.      Tujuan khusus
v  Mengetahui apa itu gangguan depresi post partum.
v   Mengetahui apa saja gangguan depresi post partum
v  Mengetahui penyebab gangguan depresi post partum.
v  Mengetahui gejala pada gangguan depresi post partum.
v  Mengetahui gambaran klinis gangguan depresi post partum.
v  Mengetahui pencegahan gangguan depresi post partum.
v  Mengetahui bagaimana penanganan gangguan depresi post partum.

C.       MANFAAT
v  Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
v  Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
















BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.      PENGERTIAN
Depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.
Depresi pertama kali di temukan oleh Pitt tahun 1988. Menurut pitt depresi post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Hadi (2004), menyatakan secara sederhana dapat dikatakan bahwa depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan, suatu perasaan tidak ada harapan lagi.
Kartono (2002), menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktivitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih lanjut Kartono menjelaskan bahwa gangguan depresi disertai kecemasan , kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalah, perasaan menurunnya martabat diri atau kecenderungan bunuh diri.
Menurut Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.


2.      PENYEBAB
secara umum penyebab depresi post partum :
·         Wanita dengan riwayat keluarga depresi cenderung libih muah terkena depresi
·         perubahan hormon setelah melahirkan.
 kadar hormon estrogen dan progesteron sangat meningkat. Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadar hormon tersebut dengan cepat kembali normal. Perubahan besar dalam kadar hormon dapat menyebabkan depresi. Kadar hormon tiroid juga bisa turun setelah melahirkan.
·         Sejarah mengidap depresi atau penyakit mental lainnya
·         Pernah mengalami depresi postpartum
·         Mengalami stress di rumah atau tempat kerja selama hamil
·         Kurang mendapat dukungan emosional
·         Memiliki masalah pernikahan atau masalah hubungan.

Pitt (regina dkk,2001) mengemukakan 4 faktor penyebab depresi post partum :
·         Faktor konstitusional
·         Faktor fisik yang etrjadi karena ketidakseimbangan hormonal
·         Faktor psikologi
·         Faktor sosial dan karateristik ibu

3.      GEJALA
Adapun gejala-gejala umum ibu depresi post partum adalah :
·         Merasa gelisah atau murung
·         Merasa sedih, putus asa, dan kewalahan
·         Kurang energi atau motivasi
·         Banyak menangis
·         Makan terlalu sedikit atau terlalu banyak
·         Tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak
·         Kesulitan berpikir atau membuat keputusanMemiliki masalah memori
·         Merasa tidak berharga dan bersalah
·         Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang biasanya disukai
·         Menarik diri dari teman dan keluarga
·         Hilang minat (anhedonia)
·         Mengalami perubahan cepat tingkatan suasa hati dari sedih jadi marah
·         Selalu merasa lelah sepanjang waktu
·         Hanya tertarik sedikit pada bayi anda
·         Tidak menikmati hidup lagi
·         Kesulitan untuk berkonsentrasi
·         Pernah berfikir untuk mencelakai diri sendiri atau bayi Anda
Ling dan Duff (2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
·         Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
·         Kelelahan dan perubahan mood
·         Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
·         Tidak mau berhubungan dengan orang lain
·         tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.

4.      GAMBARAN KLINIK
Monks dkk (1988) mengatakan depresi post partum merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti labilitas efek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat berlangsung berbulan-bulan.
Faktor resiko:
·         Keadaan hormonal
·         Dukungan social
·         Emotional relationship
·         Komunikasi dan kedekatan
·         Struktur keluarga
·         Antropologi
·         Perkawinan
·         Demografi
·         Stressor psikososial dan lingkungan

5.      PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk :
·         Beristirahat dengan baik
·         Berolahraga yang ringan
·         Berbagi cerita dengan orang lain
·         Bersikap fleksible
·         Bergabung dengan orang-oarang baru
·         Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
Adapun bagi suami dapat memotivasi istri dengan cara :
·         Dorong istri untuk berbicara dan tunjukkan kalau Anda mengerti.
·         Buat batasan kunjungan dan beritahu teman-teman "tidak bisa" ketika istri tidak ingin dikunjungi.
·         Terima pertolongan dari orang-orang yang sukarela membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.
·         Izinkan teman-teman mengemong bayi agar istri punya waktu untuk dirinya sendiri dan sementara jauh dari bayi.
·         Bertindak setia dan penuh kasih sayang secara fisik tanpa minta dilayani secara seksual.

6.      PENGOBATAN
v  Terapi Obat
Obat diberikan untuk depresi sedang sampai berat obat yang umum digunakan antara lain golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), SNRI, dan tricyclic antidepressants serta benzodiasepin sebagai tambahan. Obat anti depressant tidak dapat digunakan hanya 1-2 minggu, karena efeknya baru terasa setelah 2 minggu. Umumnya diberikan selama 6 bulan.

v  Psikoterapi
Psikoterapi antara lain talking therapy, terapi interpersonal dan kognitif/ perilaku dan terapi psikodinamik. Talking therapy membantu pasien mengenali masalah dan menyelesaikannya melalui give anta take verbal dengan terapis. Pada terapi kognitif/perilaku, pasien belajar mengidentifikasi dan mengubah persepsi menyimpang tentang dirinya serta menyesuaikan perilaku untuk mengatasi lingkungan sekitar dengan lebih baik

v  Konseling
Ibu akan diajak melihat bahwa merawat anak bukanlah kesulitan yang luar biasa. Pelan-pelan diajak melihat fokus masalah, apa yang dihadapi dalam merawat anak dan adakah masalah yang sekiranya bias diselesaikan.
v  Modifikasi Lingkungan
Lingkungan keluarga penting dalam penyembuhan. Suami harus pengertian. Serta keluarga harus mendukung ibu serta membantu dalam merawat anak.



















BAB III
ASKEB TEORI
PENGUMPULAN DATA (PENGKAJIAN)
1.      SUBJEKTIF
A.    Biodata atau identitas klien dan suami
Ø  Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien
Ø  Umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun
Ø  Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah.
Ø  Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai.
Ø  Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Ø  Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.


Ø  Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
B.     Riwayat pasien
Ø  Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang kepada bidan. Untuk mengetahui keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai berikut: “Apa yang ibu rasakan.
Setelah pasien menjawab pertanyaan yang diajukan diatas maka pertanyaan selanjutnya adalah sebagai berikut :
·         Sejak kapan timbulnya gangguan dirasakan?
·         Ceritakan secara kronologis timbulnya gangguan tersebut?
·         Apakah gangguan tersebut hilang timbul? Bagaimana frekuensinya?
·         Dimana letak rasa sakit yang dirasakan? Bagaimana intensitas dan tingkat perawatannya?
·         Apakah ada keluhan lain?
·         Apakah gangguan tersebutmenghalangi kegiatan sehari-hari?
·         Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut? Apakah efektif?
Ø  Riwayat persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.  Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio saesaria, solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang.
Ø  Riwayat nifas
Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan, feloris)
C.    Riwayat kelahiran anak
Ø  Berat bayi sewaktu Lahir
Untuk mengetahui kondisi bayi apakah sehat atau mengalami trauma lahir dimana hal ini terjadi karena trauma pada bayi akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi) selama preses persalianan.Kejadian ini terjadi pada berat badan bayi lebih dari 4.500 gram.
Ø  Kelainan Bawaan Bayi
Untuk dapat segera melakukan tindakan preventif pada bayi agar tidak memperparah kondisi.
Ø  Jenis Kelamin Bayi
Untuk mengetahui jenis kelamin bayi sebagai dokumentasi.
·         Status Bayi yang Dilahirkan: hidup atau mati
·         Bila bayi hidup, bagaimana keadaannya sekarang,
·         Bila meninggal, apa penyebab kematiannya
D.    Keadaan sosial budaya
Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
·         Jumlah anggota keluarga
·          Dukungan materiil dan moril yang didapat dari keluarga.
·         Kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan.
·         Kebiasaan yang merugikan kesehatan
E.     Riwayat psikologis
Perlu ditanyakan untuk mengetahui bagaimana keadaan psikologis ibu sebelum hamil. apakah pernah mengalami riwayat penyakit gangguan jiwa dan kemungkinan juga sebelumnya ibu pernah  mengalami depresi,stress dan trauma sebelumnya.
2.      OBJEKTIF
Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap kehamilan untuk diupayakan pencegahan dan penanggulangannya.
A.    Pemeriksaan  Keadaan Umum
Ø  Pengukuran tanda tanda vital
Meliputi pemeriksaan tekanan darah,nadi,suhu dan pernafasan.ibu dengan gangguan jiwa didapatkan tekanan darah,suhu,nadi dan pernafasan melebihi dari normal.
B.     Pemeriksaan khusus
Ø  Secara inspeksi
Yaitu pemeriksaan pandang yang di mulai dari kepala sampai kaki.yang di nilai adalah kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihan kulit, rambut, muka, konjungtiva, sclera, hidung dan telinga, mulut apakah ada karies stomatitis, karang gigi, leher apakah ada pembesaran kelenjer gondok, payu dara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan putting susu menonjol atau tidak, colostrums ada atau tidak, perut membesar sesuai dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih, ada varises atau tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina. Anus apakah ada hemoroid, extremitas atas dan bawah apakah ada kelainan.
Ø  Pemeriksaan penunjang
·         Dilakukan pemeriksaan Hb.
·         Tes kejiwaan dengan cara berkolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan,psikiater dan psikologi.
INTERPRETASI DATA DASAR
Pada langkah ini, bidan menganalisa data dasar yang diperoleh pada langkah pertama, menginterpretasikannya secara akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnose atau masalah kebidanan.
Di dalam diagnosa unsur – unsur berikut perlu dicantumkan yaitu:
Ø  Keadaan Pasien (ibu)
Keadaan pasien dicantumkan untuk membantu merumuskan masalah (diagnosa).
Ø  Masalah Utama dan Penyebabnya
Masalah dirumuskan bila bidan menemukan kesenjangan yang terjadi pada respon ibu terhadap kelahiran bayi. Tujuan mengetahui masalah utama dan penyebab adalah melakukan pengkajian lebih lanjut untuk diberikan intervensi khusus, baik berupa dukungan/penjelasan/tindakan/follow up/rujukan.Masalah Utama dan Penyebabnya.
Ø  Gangguan aktifitas
Dasar : ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
Ø  Gangguan rasa nyaman
Dasar : perubahan pola istirahat.
Ø  Gangguan makanan dan cairan
Dasar : Ibu mengalami penurunan nafsu makan
Ø  Kebutuhan
KIE pada ibu tentang tanda-tanda penyakit jiwa




MENGANTISIPASI MASALAH (IDENTIFIKASI)
Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang sudah ada/sudah terjadi.
MENETAPKAN KEBUTUHAN (TINDAKAN SEGERA)
            Pada tahap ini bidan mengidentifiksi perlunya tindakan segera, baik tindakan intervensi, tindakan konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien.Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan dalam kondisi emergensi, berdasarkan hasil analisa data bahwa klien membutuhkan tindakan segera untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.
MENYUSUN RENCANA TINDAKAN
Tujuan di dalam rencana kegiatan ini adalah untuk menunjukkan perbaikan-perbaikan yang diharapkan.
PELAKSANAAN TINDAKAN
            Merupakan tindakan pelaksanaan dari rencana tindakan yang akan diberikan pada pasien agar mendapatkan asuhan yang komperhensif.
EVALUASI
            Merupakan penilaian ulang yang dilakukan oleh bidan yang berguna untuk menentukan sejauh mana hasil pelaksanaan yang telah dilakukan terhadap pasien sehingga asuhan yang diberikan efektif.








BAB 1V
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
DEPRESI POST PARTUM  TERHADAP Ny. “Y” P1AOH1 HARI KE 2 POST PARTUM  DI KLINIK BERSALIN  SEHAT SENTOSA PADANG
TANGGAL 12 JUNI 2012

I.         PENGUMPULAN DATA DASAR
Tanggal 12 Juni 2012
pukul 12.30 wib
A.    Identitas
Nama           : Yeni Susanti                      Nama suami : Jatmiko
Umur           : 21 tahun                            umur              : 30 tahun
Agama         : Islam                                 Agama           : Islam
Pendidikan : DIII                                   Pendidikan    : S1
Suku            : Jawa                                  Suku              : Jawa
Alamat        : Jalan Melati No. 45           Alamat          : Jalan melati No. 45
Kota Alam                                                                       Kota Alam

B.     Anamnesa
1.    Keluhan utama
Ibu post partum hari ke 2 mengeluh sangat merasa sedih, tidak ingin melihat apalagi mendekati bayinya, karena lahir bayi perempuan, ibu tidak nafsu makan, merasa lelah yang berlebihan dan tidak bisa tidur.

2.    Riwayat persalinan
Anak lahir tanggal       : 12 Juni 2012 pukul 12.30 wib
Jenis kelamin               : Perempuan
Jenis persalinan           : Spontan


No
Keadaan
Uraian
Jumlah Perdarahan
Lamanya
1.
Kala I
Lamanya  5 jam
Blood slym
4 jam 45 menit
2.
Kala II
Pukul 12.30 WIB, persalinan spontan jenis kelamin perempuan, BB 3500 gram, PB 48 cm , apgar score 10 rupture perineum tidak ada
50 cc
15 menit
3.
Kala III
Plasenta lahir pukul 12.45 dengan manajemen aktif kala III, berat plasenta 500 gr, panjang tali pusat 20 cm, kotiledon dan fisik lengkap
150 cc
15 menit
4.
Kala IV
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TFU 2 jari di bawah pusat kontraksi baik, tidak ada nyeri tekan TD : 120/70,  RR : 20 x/menit, suhu 360C, pols 80 x/menit
100 cc
2 jam



3.  Pola Kehidupan
a. Eliminasi
Sebelum melahirkan: Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari.
Ibu mengatakan BAK 6-8 kali perhari/sesuai jumlah banyak, jernih.
Setelah melahirkan  : Ibu mengatakan BAB 2 kali sehari.
Ibu mengatakan BAK 3-4 kali sehari, jumlah banyak dan warna jernih.

b. Nutrisi
Sebelum melahirkan: ibu makan 3 kali sehari, dengan porsi 1 piring nasi, ½ mangkuk sayur, lauk-pauk, tempe, tahu, kadang ikan/ayam. Ibu sering minum susu, nafsu makan ada, minum 6-8 gelas/hari.
Setelah melahirkan        : ibu makan 2 kali sehari, dengan porsi ½  piring nasi, ¼ mangkuk sayur, lauk-pauk, tempe, tahu, kadang ikan/ayam. Ibu sering minum susu, nafsu makan ada, minum 6-8 gelas/hari.
c.    Istirahat
Sebelum melahirkan      : ibu mengatakan tidur 7-8 jam /hari.
Setelah melahirkan         : ibu mengatakan sulit tidur, tidur 4-5 jam/hari.
d.    Aktifitas
Sebelum melahirkan       : ibu bekerja dan beraktivitas seperti biasa dengan sendiri.
Setelah melahirkan         : ibu mengatakan masih perlu bantuan untuk beraktivitas.
e.   Personal hygiene  
Sebelum melahirkan      : mandi 2 x sehari, ganti pakaian 2 x sehari, cuci rambut 3 kali seminggu.
Setelah melahirkan        : mandi 1 x sehari, ganti pakaian 2 x sehari, cuci rambut 1 x seminggu.
4.    Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan ibu sekarang adalah sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak perhatian terhadap bayinya dan penampilan dirinya.

5.    Keadaan psikologi
Ibu sedih tidak mau melihat atau merawat bayinya karena bayi lahir perempuan ibu cemas takut bila suami dan keluarga tidak menyukai bayinya.


C.    Pemeriksaan Fisik
a.    Keadaan umum           : ibu tampak kusut dan lemah
Kesadaran                   : composmentis
b.   Tanda-tanda vital :
TD                            : 100/70 mmHg
Nadi                         : 90 x/menit    
Suhu                         : 36oC
P                               : 24 x/menit
c.    Pemeriksaan inspeksi.
1.      Rambut            : hitam dan pendek.
2.      Wajah              : tidak ada oedema dan cloasma gravidarum .
3.      Mata                : konjungtiva tidak pucat, skelera tidak ikterik, tidak ada pembengkakan.
4.      Hidung                        : simetris, bersih, tidak ada peradangan, tidak ada polip, fungsi penciuman normal.
5.      Mulut               : bersih, terdapat stomatitis, tidak ada caries, pengecapan baik.
6.      Telinga : simetris kanan/kiri, keadaan bersih, pendengaran normal .
7.      Leher               : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugolaris.
8.      Dada                : simetris kanan dan kiri, gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar wheezing, suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur.
9.      Payudara         : simetris kanan/kiri, puting menonjol, tidak ada benjolan, bersih, terjadi pembengkakan.
10.  Abdomen        : TFU 2 hari bawah pusat, tidak ada nyeri tekan, terdapat strie albican dan kontraksi baik.
11.  Genetalia         : genetalia bersih, tidak ada luka heating, lochea alba, tidak ada oedema dan hemoroid.
12.  Ekstremitas          
Atas                 : simetris kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas digerakkan, lengkap, dan bersih.
Bawah             : simetris kanan-kiri, tidak ada cacat, bebas di gerakan, lengkap dan bersih serta tidak ada varices dan oedema.
d. pemeriksaan laboratorium
1.      Darah                            
-          Hb                      :     11 gr %
II.    INTERPRESTASI DATA DASAR
A.    Diagnosa
Ibu nifas P1A0H1 hari ke 2 dengan depresi post partum.
Dasar :
Ibu P1AoH1 post partum tanggal 12 Juni 2012 pukul 14.00 WIB
Ibu mengatakan sulit tidur, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak mau mendekati bayinya, tidak ada perhatian terhadap penampilannya dengan keadaan ibu yang kotor dan lemah.

B.     Masalah
1.      Gangguan pemenuhan nutrisi
 Dasar :
a.      P1A0H1 post partum tanggal 12 Juni 2012 pukul 14.00 WIB.
b.      Ibu tidak nafsu makan.
c.       Ibu makan 2 kali sehari dengan porsi ½ piring nasi, ¼ mangkuk sayur dan lauk pauk.
2.      Gangguan pola istirahat
Dasar :
a.       P1A0H1  post partum tanggal 21 Juli 2007 pukul 14.00 WIB.
b.      Ibu mengatakan sulit  tidur, tidur 4-5 jam/hari.
c.       Ibu tidak pernah tidur siang.

C.    Kebutuhan
1.      Informasi perawatan bayi sehari-hari.
2.      Pemenuhan nutrisi ibu nifas.
3.      Penanganan depresi post partum.

III.   IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
1.      Potensial terjadi depresi berat
Dasar :
a.              Ibu sulit tidur.
b.               Ibu merasa sedih.
c.               Ibu tidak mau melihat apalagi mendekati bayinya.
d.             Ibu tidak ada perhatian terhadap penampilah dirinya.

2.      Potensial mastitis dan abses
Dasar : Air susu yang tidak disusukan pada anaknya.

IV.   KEBUTUHAN TERHADAP INTERVENSI DAN KOLABORASI SEGERA
Kolaborasi dengan dokter atau psikiater untuk mendapat terapi.

V.    PERENCANAAN ASUHAN
1.      Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini
a.       Jelaskan pada ibu bahwa ibu menderita depresi post partum yaitu depresi setelah melahirkan karena tidak mengingkan anak perempuan.
b.      Libatkan keluarga untuk membantu ibu untuk beristirahat, melakukan aktivitas dan melakukan interaksi dengan bayinya.
2.      Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
a.       Memantau keadaan ibu apakah masih lemah dan kusut.
b.      Memantau TD, nadi, suhu dan pernafasan ibu.
3.      Bantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisi.
a.       Anjurkan pada ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi.
4.      Ajarkan tentang perawatan bayi.
a.       Ajarkan cara memandikan bayi.
b.      Ajarkan tentang cara perawatan tali pusat.
c.       Ajarkan pada ibu tentang pemenuhan nutrisi yang baik untuk bayi.
5.      Libatkan keluarga dan teman-teman terdekatnya untuk memberi dukungan dan semanga.
6.       Jelaskan faktor-faktor yang memperberat depresi dan cara penanganannya:
a.       Jelaskan hal-hal lain yang bisa menambah berat depresi.
b.       Ajarkan ibu bagaimana cara penanganan, depresi postpartum.
7.      Kolaborasi dengan dokter atau psikiater.

VI.   IMPLEMENTASI ATAU PELAKSANAAN
1.        Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini bahwa ibu menderita, depresi post partum yaitu depresi setelah melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan hormonal, dukungan sosial, emotional relation ship (teman dekat) komunikasi dan kedekatan, setruktur keluarga, antropologi, perkawinan, demografi, psikososial dan lingkungan.
2.         Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami depresi karena tidak menghendaki lahirnya anak perempuan, oleh karena itu beri penjelasan pada ibu bahwa anak perempuan maupun laki-laki sama saja, karena sama-sama titipan Tuhan.
3.        Mengobservasi keadaan ibu yaitu tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan ibu, melihat apakah ibu masih lemah.
4.         Membantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dengan cara menganjurkan ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi, ibu bisa makan nasi dengan lauk, seperti tempe, tahu, telor, ikan, atau daging. Ibu anjurkan banyak makan buah untuk memulihkan keadaan.
5.        Mengajarkan ibu tentang perawatan bayi yang benar, mandi lap, dan mandi rendam. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat dengan kasa steril, kasa tidak boleh basah dengan alkohol atau betadin. Alkohol atau betadin hanya dioles dengan cotenbooth.
6.        Menganjurkan keluarga  dan teman-teman terdekat untuk memberi dukungan untuk membantu ibu menjalin interaksi dengan anaknya dengan cara menggendong bayinya, menyusuinya.
7.        Menjelaskan pada ibu bahwa ada beberapa yang dapat memperberat depresi post partum antara lain :
a.       Ketidak seimbangan hormon yang semakin meningkat.
b.      Lingkungan dan keluarga yang tidak mendukung.
c.       Semangat ibu untuk sembuh sendiri.
8.      Mengajarkan cara penanganan depresi post partum yaitu :
a.       Batasi pengunjung jika kehadiran mereka mengganggu istirahat.
b.      Untuk sementara ini hindari konsumsi coklat atau gula berlebihan karena dapat memicu depresi.
c.       Perbanyak mendengar musik favorit agar merasa rileks, disarankan musik-musik yang menenangkan.
d.      Lakukan olahraga atau latihan-latihan ringan.
e.       Sesekali berpergianlah agar tidak bosan.
f.       Dukungan dari suami dan anggota keluarga lainnya sangat berpengaruh bagi keadaan psikis ibu.

VII.   EVALUASI

1.      Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini.
2.      Keadaan umum ibu lemah, kesadaran composmentis.
3.      Tanda-tanda vital
TD             : 100/70 mmHg
Nadi          : 90 x/menit
Suhu          : 36oC
RR             : 24 x/menit
4.      Ibu mengerti hal-hal yang dijelaskan dan mau melakukan hal-hal yang dianjurkan oleh bidan.
5.      Ibu mandi sore, tapi belum untuk mencuci rambutnya.
6.      Ibu masih belum mau makan.































SOAP
Subjektif :
1.      Keluarga mengatakan bahwa Ny. “ Y “ tidak ingin melihat apa lagi mendekati bayinya kerena jenis kelamin bayinya tidak sesuai dengan harapan.
2.      Keluarga mengatakan ibu tidak nafsu makan ,merasa lelah yang berlebihan ,dan tidak bisa tidur.
Objektif:
1.      Pemeriksaan Fisik
a.       Keadaan umum     : ibu tampak kusut dan lemah
b.      Kesadaran             : composmentis
c.       Tanda-tanda vital  :

TD                         : 100/70 mmHg
Nadi                      : 90 x/menit    
Suhu                      : 36 C
P                            : 24 x/menit
2.      Pemeriksaan inspeksi.
Rambut           : hitam dan pendek.
Wajah              : tidak ada oedema dan cloasmagravidarum .
Mata                 : konjungtiva tidak pucat, skelera tidak ikterik,tidak ada pembengkakan.

Payudara         : simetris kanan / kiri, putting menonjol, tidak ada benjolan, bersih, terjadi pembengkakan.
 
Abdomen        : TFU 2 hari bawah pusat, tidak ada nyer itekan, terdapat striea lbican dan kontraksi baik.

Genetalia         : genetalia bersih, tidak ada luka heating, lochea alba, tidak ada oedema dan hemoroid.

Ekstremitas          
Atas     : simetris kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas digerakkan, lengkap,dan bersih.

Bawah :simetris kanan-kiri, tidak ada cacat, bebas di gerakan, lengkap dan bersih serta tidak ada varices dan oedema.

3.      pemeriksaanlaboratorium
Darah 
Hb       :           11 gr %


Assessment :
Ibu nifas P1A0H1 hari ke 2 dengan depresi post partum.
Dasar :
Ibu P1AoH1 post partum tanggal 12 Juni 2012 pukul 14.00 WIB
Ibu mengatakan sulit tidur, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak mau mendekati bayinya, tidak ada perhatian terhadap penampilannya dengan keadaan ibu yang kotor dan lemah.

Planning :
1.      Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini.
2.      Jelaskan pada ibu bahwa ibu menderita depresi post partum yaitu depresi setelah melahirkan karena tidak mengingkan anak perempuan.
3.      Libatkan keluarga untuk membantu ibu untuk beristirahat, melakukan aktivitas dan melakukan interaksi dengan bayinya.
4.      Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
5.      Memantau keadaan ibu apakah masih lemah dan kusut.
6.      Memantau TD, nadi, suhu dan pernafasan ibu.
7.      Bantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisi.
8.      Anjurkan pada ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi.
9.      Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini
10.  Jelaskan pada ibu bahwa ibu menderita depresi post partumyaitu depresi setelah melahirkan karena tidak mengingkan anak perempuan.
11.  Libatkan keluarga untuk membantu ibu untuk beristirahat, melakukan aktivitas dan melakukan interaksi dengan bayinya.
12.  Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
13.  Memantau keadaan ibu apakah masih lemah dan kusut.
14.  Memantau TD, nadi, suhu dan pernafasan ibu.
15.  Bantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisi.
16.  Anjurkan pada ibu untuk makan 3 x sehari dengan menu yang sehat dan bergizi.

                                                                                






















BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Depresi postpartum memengaruhi sekitar 10-15% wanita setelah melahirkan. Reaksi calon ibu terhadap persalinan menurut Hamilton (1995) secara umum tergantung pada persiapannya dan persepsinya terhadap kejadian ini, baik persiapannya secara fisik, mental dan spiritual. Secara fisik mereka harus bisa menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya setelah persalinan. Mental yang kuat juga dibutuhkan agar ibu-ibu yang telah melahirkan bayi menyadari bahwa sekarang hidupnya akan berubah dengan kedatangan anggota keluarga yang baru. Seharusnya ibu yang telah melalui proses persalinan dengan lancar dapat berbahagia dan mensyukurinya.
Pencegahan depresi yang terjadi pada ibu nifas dapat dilakukan suami beserta anggota keluarga dengan cara selalu memotivasi ibu serta beri dukungan yang baik pada ibu.
Pada contoh kasus di atas, yang berperan penting dalam pengobtan depresi ada ibu nifas adalah bidan dan anggota keluarga dekat.  
SARAN
a.          Bagi Mahasiswa
   Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Bagi Petugas – petugas Kesehatan
   Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education pada ibu dengan depresi post partum.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar