Makalah
PoneD
Kata
Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya serta hidayah-Nya yang telah
memberikan kekuatan pada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar”. Makalah ini
ditulis dalam rangka memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah ASKEB V
Kebidanan Komunitas.
Dalam penulisan makalah ini, telah banyak mendapat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak dalam menyelesaikan makalah ini.Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih :
1.
Devi Syarief SSiT M. Keb selaku dosen
pembimbing mata kuliah ASKEB V
2.
Pihak-pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.
Terakhir penulis menyampaikan harapan, semoga penulisan makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna untuk peningkatan kemampuan untuk memperbaiki
etika sebagai tenaga kesehatan dimasa yang akan datang.
Padang, April 2011
Penulis
BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia, merupakan suatu masalah yang sejak tahun 1990-an mendapat perhatian
besar dari berbagai pihak. AKI di Indonesia tahun 2003 adalah 307/100.000
kelahiran hidup dan penurunan AKI pada tahun tersebut mencapai 32% dari kondisi
tahun 1990. Keadaan ini masih jauh dari target harapan yaitu 75% atau
125/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 35/1000
kelahiran hidup pada tahun 2010 (Dinas kesehatan Provinsi Lampung, 2006 :
1).Penyebab kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas
yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Menurut data Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 sebab kematian ibu karena perdarahan
28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium 8%, emboli Obstetri 3% dan
lain-lain 11%. Sedangkan penyebab kematian neonatal karena BBLR 29%, asfiksia
27%, masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%, gangguan hematologi 6%, infeksi
5% dan lain-lain 13% (Rachmawaty, 2006 : 1)Upaya menurunkan AKI dan AKB
beberapa upaya telah dilakukan. Upaya tersebut diantaranya adalah mulai tahun
1987 telah dimulai program safe motherhood dan mulai tahun 2001 telah
dilancarkan Rencana Strategi Nasional making pregnancy safer (MPS). Adapun
pesan kunci MPS adalah : (1) Setiap persalinan, ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih; (2) Setiap komplikasi Obstetri dan neonatal mendapatkan pelayanan
yang adekuat; (3) Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Realisasi
dari MPS tersebut di tingkat Puskesmas yang mempunyai dokter umum dan bidan,
khususnya puskesmas dengan rawat inap dikembangkan menjadi Puskesmas mampu
memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) (Koesno,
2004 : 3).Puskesmas mampu PONED menjadi tempat rujukan terdekat dari desa
sebagai pembina bidan dan mendekatkan akses pelayanan kegawatdaruratan pada ibu
hamil dan bersalin karena komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak dapat
diduga atau diramalkan sebelumnya (Dinas Kesehatan Provinsi 2006 : 1).
Pengembangan Puskesmas mampu PONED dengan melatih tenaga dokter, perawat dan
bidan serta melengkapi sarana dan prasarana sesuai syarat-syarat yang telah
ditetapkan diharapkan dapat mencegah dan menangani komplikasi kehamilan dan
persalinan sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB. Puskesmas Perawatan Panjang
Kota dengan cakupan ibu hamil resiko tinggi 228 orang dari 1140 ibu hamil pada
tahun 2006, (Laporan Puskesmas Rawat Inap KP Kotamadya Bandar Lampung 2007 :
1). Maka dari hasil evaluasi tahun 2006 Puskesmas Panjang ditunjuk untuk
dikembangkan menjadi Puskesmas mampu PONED sejak bulan Oktober 2006 (Laporan
Puskesmas Perawatan Panjang 2006 : Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas
BAB
II
Pelayanan
Obstetri Neonatal Esensial dasar (PONED)
A.
Pengertian PONED
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri
Neonatus Essensial Dasar. PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan
dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan,
perawat dan tim PONED Puskesmas beserta penanggung jawab terlatih.
Pelayanan Obstetri Neonatal
Esensial Dasar dapat dilayani oleh puskesmas yang mempunyai fasilitas
atau kemampuan untuk penangan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar.
Puskesmas PONED merupakan puskesmas yang siap 24 jam, sebagai rujukan antara
kasus-kasus rujukan dari polindes dan puskesmas.
Polindes dan puskesmas non perawatan disipakan untuk mealkukuan pertolongan
pertama gawat darurat obstetri dan neonatal (PPGDON) dan tidak disiapkan untuk
melakukan PONED.
B.
Batasan Dalam PONED :
Dalam PONED bidan boleh memberikan
a.
Injeksi antibiotika
b.
Injeksi uterotonika
c.
Injeksi sedative
d.
Plasenta manual
e.
Ekstraksi vacuum
f.
Tranfusi darah
g.
Operasi SC
C.
Indikator kelangsungan dari PUSKESMAS PONED adalah :
·
Kebijakan tingkat PUSKESMAS
·
SOP (Sarana Obat Peralatan)
·
Kerjasama RS PONED
·
Dukungan Diskes
·
Kerjasama SpOG
·
Kerjasama bidan desa
·
Kerjasama Puskesmas Non PONED
·
Pembinaan AMP
·
Jarak Puskesmas PONED dengan RS
D.
Kriteria Rumah Sakit PONED yaitu :
·
Ada rawat inap
·
Ada Puskesmas binaan – Rumah Sakit tipe C
E.
Tujuan PONED
PONED diadakan bertujuan untuk
menghindari rujukan yang lebih dari 2 jam dan untuk memutuskan mata rantai
rujukan itu sendiri.
F.
Hambatan dan Kendala dalam penyelenggaraan PONED
Hambatan dan kendala dalam
penyelenggaraan PONED dan yaitu :
1.Mutu SDM yang rendah
2.Sarana prasarana yang kurang
3.Ketrampilan yang kurang
4.Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non PONED belum maksimal
5.Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran)
6.Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memada
1.Mutu SDM yang rendah
2.Sarana prasarana yang kurang
3.Ketrampilan yang kurang
4.Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non PONED belum maksimal
5.Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran)
6.Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memada
G.
Tugas Puskesmas PONED
- Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan Pondok bersalin Desa
- Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang
- Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra hospital.
H.
Syarat Puskesmas Poned
- Pelayanan buka 24 jam
- Mempunyai Dokter, bidan, perawat terlatih PONED dan siap melayani 24 jam
- Tersedia alat transportasi siap 24 jam
- Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan Dokter Spesialis Obgyn dan spesialis anak sebagai
I.
Petugas pelaksana PONED :
- Dokter umum 2 orang
- Bidan 8 orang
- Perawat
- Petugas yang telah mendapat pelatihan PONED :
J.
Pelayanan yang dilaksanakan
Pelayanan PONED
1)
Pelayanan KIA/KB
2)
Pelayanan ANC & PNC
3)
Pertolongan Persalinan normal
4)
Pendeteksian Resiko tinggi Bumil
5)
Penatalaksanaan Bumil Resti
6)
Perawatan Bumil sakit
7)
Persalinan
Sungsang
8)
Partus
Lama
9)
KPD
10)
Gemeli
11)
Pre
Eklamsia
12)
Perdarahan Post Partum
13)
Ab. Incomplitus
14)
Distosia Bahu
15)
Asfiksia
16)
BBLR
17)
Hypotermia
18)
Komponen pelayanan maternal
·
Pre eklamsia/eklamsia
·
Tindakan obstetri pada pertolongan
persalinan
·
Perdarahan postpartum
·
Infeksi nifas
19) Komponen pelayanan neonatal
· Bayi berat lahir rendah
· Hipotermi
· Hipoglikemi
· Ikterus/hiperbilirubinemia
· Masalah pemberian nutrisi
· Asfiksia pada bayi
· Gangguan nafas
· Kejang pada bayi baru lahir
· Infeksi neonatal
· Rujukan dan transportasi bayi baru lahir
K.
Faktor pendukung keberhasilan PONED Puskesmas antara
lain
1)
Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS,
Jamkesmas)
2)
Sistem rujukan yang mantap dan berhasil
3)
Peran serta aktif bidan desa
4)
Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis
pakai
5)
Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral
dan Stage Holder yang harmonis.
6)
Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan
sesuai dengan standart pelayanan minimal.
Fasilitas
dan sumber daya pada level pelayanan kesehatan
Tempat
|
Level
|
SDM
|
Jenis
Pelayanan
|
Polindes
|
I
|
Bidan/
bidan desa
|
Asuhan bayi baru lahir normal
resusitasi
|
Puskesmas
dengan Rawat Inap
|
I
|
Bidan/perawat
Dokter umum
|
Asuhan bayi baru lahir normal
Resusitasi
Gangguan nafas ringan
Hipotermi
Hiperbilirubinemia
Kejang
Masalah pemberian ASI (konseling)
BBLR > 1750 gr
Hipoglikemi
Infeksi ringan
Diare dengan dehidrasi ringan
|
Rumah
Sakit Rujukan
|
2
|
Bidan/perawat
Dokter
Dokter spesialis
|
Asuhan bayi baru lahir normal
Resusitasi
Gangguan nafas sedang-berat
Hipotermi
Hiperbilirubinemia
Kejang
Masalah pemberian ASI (konseling)
BBLR < 1750 gr
Hipoglikemi
Infeksi sedang - berat
Diare dengan dehidrasi sedang -berat
syok
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
PONED
merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar. PONED
dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang
boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas
beserta penanggung jawab terlatih. Dalam PONED bidan boleh memberikan
1.Injeksi
antibiotika
2.Injeksi
uterotonika
3.Injeksi
sedative
4.Plasenta
manual
5.Ekstraksi
vacuum
B.
Saran
Dengan
penulisan makalah ini penulis berharap pembaca bisa memanfaatkan makalah ini
dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Kesehatan
RI. 2005. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta
______________________.2005. Kebijakan Pelayanan Ibu dan
Perinatal di Indonesia. Jakarta.
Syafrudin 2009 Kebidanan Komunitas Jakarta Penerbit Buku Kedokteran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar