Kamis, 28 Juni 2012

Makalah Askeb


MAKALAH ASKEB V
TENTANG
PEMBINAAN KADER KESEHATAAN

mercubaktijaya.jpg



ENDANG MAHDALENA







STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2011/2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata perkuliahan ASKEB V (pembinaan kader kesehatan ) dengan menjelaskan materi tentang “Pembinaan kaderkesehatan“, dalam bentuk makalah.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Orangtua yang telah mendukung
2.      Anggota kelompok
3.      Dosen pembimbing perkuliahan ini
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
                                                                                                                                        

Padang,  April 2012,


                                                                                                                        Penulis


BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

 Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas mesyarakat setempat serta pimpinan yang ditunjuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim kesehatan.
Para kader masyarakat mungkin saja bekerja secara full atau partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat.
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan kader ini diberikan pada calon kader didesa yang telah ditetapkan.
Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk terlaksanakan acara tersebut.
Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk tiap posyandu.














BAB II
ISI


1.      PENGERTIAN KADER

Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah- masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.

Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat.
Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksud untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Para kader kesehatan masyarakat itu sebaiknya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sederhana.

Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas mesyarakat setempat serta pimpinan yang ditunjuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim kesehatan.

Para kader masyarakat mungkin saja bekerja secara full atau partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat.

2.      MACAM – MACAM KADER
ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.
a. Kader Posyandu Balita
  • Kader yang bertugas di pos pelayanan terpadu (posyandu) dengan kegiatan rutin setiap bulannya melakukan pendaftaran, pencatatan, penimbangan bayi dan balita.
b. Kader Posyandu Lansia
  • Kader yang bertugas di posyandu lanjut usia (lansia) dengan kegiatan rutin setiap bulannya membantu petugas kesehatan saat pemeriksaan kesehatan pasien lansia.

c. Kader Masalah Gizi
  • Kader yang bertugas membantu  petugas puskesmas melakukan pendataan, penimbangan bayi dan balita yang mengalami gangguan gizi (malnutrisi).
d. Kader Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
  • Kader yang bertugas membantu  bidan puskesmas melakukan pendataan, pemeriksaan ibu hami dan anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan (penyakit).
e. Kader Keluarga Berencana (KB)
  • Kader yang bertugas membantu  petugas KB melakukan pendataan, pelaksanaan pelayanan KB kepada pasangan usia subur di lingkungan tempat tinggalnya
f. Kader Juru Pengamatan Jentik (Jumantik)
  • Kader yang bertugas membantu  petugas puskesmas melakukan pendataan dan pemeriksaan jentik nyamuk di rumah penduduk sekitar wilayah kerja puskesmas
g. Kader Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
  • Kader yang membantu petugas puskesmas melakukan pendataan dan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di lingkungan pos tempat kerjanya
h. Kader Promosi Kesehatan (Promkes)
  • Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan penyuluhan kesehatan secara perorangan maupun dalam kelompok masyarakat
i. Kader Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
  • Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan penjaringan dan pemeriksaan kesehatan anak-anak usia sekolah pada pos pelayanan UKS.

3.      PERAN DAN FUNGSI KADER

Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerak masyarakat :
a.       Perilaku hidup bersih dan sehat
b.      Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa
c.       Upaya penyehatan dilingkungan
d.      Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita
e.       Pemasyarakatan keluarga sadar gizi






4.      TUGAS KADER

Kader ditujukan oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan tugas-tugas kader kesehatan masyarakat yang secara umum hamper sama tugasnyadibeberapa negara yaitu :
1.      Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penanganan pada penyakit yang ringan.
2.      Melaksanakan pengobatan yang sederhana
3.      Pemberian motivasi dan saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah melahirkan.
4.      Menolong persalinan.
5.      Pemberian motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak.
6.      Memberikan motivasi dan peragaan tentang gizi.
7.      Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan.
8.      Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan.
9.      Melakukan penyuntikan imunisasi
10.  Pemberian motivasi KB
11.  Membagikan alat-alat KB
12.  Pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan, kesehatan perorangan dan kebiasaan sehat secara umum
13.  Pemberian motivasi tentang penyakit menular, pencegahan dan perujukannya
14.  Membantu kegiatan di klinik
15.  Membina kegiatan UKS secara teratur
16.  Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu pencatatan dn pelaporan.


5.      PEMBENTUKAN KADER

Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan kader ini diberikan pada calon kader didesa yang telah ditetapkan.
Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk terlaksanakan acara tersebut.
Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk tiap posyandu.

6.      PERSIAPAN DAN PELATIHAN KADER

Persiapan dan pelatihan kader ini adalah :
a.       Calon kader yang akan dilatih
b.      Waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama
c.       Tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas
d.      Adanya perlengkapan yang memadai
e.       Pendanaan yang cukup
f.       Adanya tempat praktik ( lahan praktik bagi kader )


Tim pelatih kader melibatkan dari beberapa sector. Camat otomatis bertanggung jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas. Pelaksanaan harian pelatihan ini adalah staf puskesmas yang mampu melaksanakan.

Waktu pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode yang digunakn adalah ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, permainan peran, penugasan, dan praktik lapangan.

Jenis materi yang disampaikan adalah :
a.       Pengantar tentang posyandu
b.      Persiapan posyandu
c.       Kesehatan ibu dan anak
d.      Keluarga berncana
e.       Imunisasi
f.       Gizi
g.      Penanggulangan diare
h.      Pencatatan dan pelaporan

7.      STRATEGI MENJAGA EKSISTENSI KADER

Setelah kader posyandu terbentuk, maka perlu adanya strategi agar mereka dapat selalu eksis membantu masyarakat dibidang kesehatan.
a.       Refresing kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh bidan desa maupun petugas lintas sector yang mengikuti kegiatan posyandu
b.      Adanya perubahan kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan pertemuan rutin tiap bulan secara bergilir disetiap posyandu
c.       Revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan . dimana semua kaders diundang dan diberikan penyegaran materi serta hiburan dan bisa juga diberi rewards.
d.      Pemberian rewards rutin. Misalnya berupa kartu berobat gratis ke puskesmas untuk kader dan keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang diberikan setiap tahun.

8.      PEMBIANAAN KADER

Hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
a.       Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan (promosi bidan siaga)
b.      Pengenalan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
c.       Penyuluhan gizi dan keluarga berencana
d.      Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
e.       Promosi tabulin, donor darah berjalan, ambulan desa, suami siaga, satgas gerakan saying ibu.

Pembinaan kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang peran kader adalah dalam daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan bayi.
Hal-hal yang perlu disampaikan dalam persiapan persalinan adalah sebagai berikut :
a.       Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan atau dokter.
b.      Suami atau keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
c.       Ibu dan suami menanyakan kebidan atau kedokter kapan perkiraan tanggal persalinan.
d.      Jika ibu bersalin dirumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan tempat tidur dengan alas kain yang  bersih, air bersih dan sabun untuk cuci tangan, handuk bersih, pakaian ibu dan bayi yang bersih.

Pembinaan kader yang dilakukan oleh sidan yang berisi tentang peran kader dalam deteksi dini.
Tanda bahaya dalam kehamilan yaitu :
-        Perdarahan (hamil muda atau hamil tua)
-        Bengkak dikaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang disertai kejang
-        Demam tinggi
-        Keluar air ketuban sebelum waktunya
-        Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
-        Ibu muntah terus dan tidak mau makan

Tanda Kegawatan dalam persalinan :
a.       Pendarahan
b.      Kejang
c.       Demam, menggigil, keluar lendir berbau.
d.      Persalinan lama
e.       mal presentase
f.       Plasenta tidak lahir dalam 30 menit
Kegawatan dalam masa nifas :
Pada masa segera setelah persalinan dapat terjadi baik pada ibu maupun pada bayi yang mengancam keselamatan ibu seperti : pendarahan sisa plasenta dan kontraksi yang tidak baik serta sepsis.pada bayi baru lahir dapat terjadi trauma lahir dan depresi bayi.
Bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu dan bayi maka segera beri tahu keluarga tentang tatalaksanaan yang akan dilakukan baik dampak baik maupun buruk dr tindakan tersebut.tindakan seperti ini butuh bantuan ibu suami dan keluarga agar dapat tercipta kerjasama yang baik .
Apabila ibu dan bayi sudah berada dirumah , informasikan pada ibu tentang,suami dan keluarga tentang ada nya kegawatdaruratan yang mengharuskan ibu membawa nya ke pusat pelayana kesehatan atau bidan terdekat. Tanda-tanda kegawatan masa nifas :
a.       Pendarahan yang banyak atau menetap
b.      Rasa letih , bibir dan mata yang pucat
c.       Bengkak pada salah satu atau kedua nya
d.      Syok
e.       Tidur turun drastis
f.       peningkatan tekanan darah
g.      defresi post partum
Jika muncul salah satu kegawatan tersebut mengharuskan ibu mendapatkan pelayanan bidan atau tenaga kesehatan terdekat.
Kegawatan masa nifas pada bayi

Pada bayi sebagian besar penyebab kematian yaitu karena infeksi, asfiksia dan trauma pada bayi. Pengenalan tanda-tanda kegawatan pada bayi perlu untuk dilakukan penatalaksanaan lebih dini yang sesuai dan dapat menurunkan angka kematian tersebut.

Kegawatan bayi dapat terjadi hari-hari pertama masa nifas dan perlu pertolongan segera ataupun dalam 7 hari pertama masa nifas yang juga memerlukan pertolongan disarana pelayanan kesehatan.

Kegawatan bayi beberapa hari setelah persalinan harus segera dibawa kesarana pelayanan kesehatan  / hubungi bidan :
a.       Bayi sulit bernafas
b.      Warna kulit dan mata kuning
c.       Pernafasan lebih dari 60 x/menit
d.      Kejang
e.       Perdarahan
f.       Demam
g.      Bayi sulit tidur sepanjang malam dan tidak mau menetek sepanjang hari
h.      Tidak dapat menetek (muluk kaku)

Kegawatan bayi 7 hari pertama masa nifas yang membutuhkan perawatan bidan / dibawa kesarana pelayanan kesehatan secepatnya :
a.       Hipotermi
b.      Pucat / kurang aktif
c.       Diare / konstipasi
d.      Kesulitan dalam menetek
e.       Mata merah dan bengkak / nanah
f.       Merah pada tali pusat / tercium bau




BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN

Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah- masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
a.       Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan (promosi bidan siaga)
b.      Pengenalan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
c.       Penyuluhan gizi dan keluarga berencana
d.      Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
e.       Promosi tabulin, donor darah berjalan, ambulan desa, suami siaga, satgas gerakan saying ibu.

Pembinaan kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang peran kader adalah dalam daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan bayi





















DAFTAR PUSTAKA

1. Heru, Adi. 2007. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC
2. Zulkifli, 2003.Posyandu Dan Kader Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Jurnal Kesehatan, (online), http://www.scribd.com/doc/25886294/thm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar