MAKALAH ASKEB V
TENTANG
PEMBINAAN KADER KESEHATAAN
ENDANG MAHDALENA
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata perkuliahan
ASKEB V (pembinaan kader kesehatan ) dengan menjelaskan materi tentang “Pembinaan
kaderkesehatan“,
dalam bentuk makalah.
Penulis menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orangtua yang telah mendukung
2. Anggota kelompok
3. Dosen pembimbing perkuliahan ini
Semoga materi ini dapat bermanfaat
dan menjadi pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
Padang, April
2012,
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kader kesehatan masyarakat
bertanggung jawab atas mesyarakat setempat serta pimpinan yang ditunjuk oleh
pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk
yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim
kesehatan.
Para kader masyarakat mungkin saja bekerja secara
full atau partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar
dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas.
Namun ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar
serta beberapa peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat.
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama
tim. Hal ini disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus
diberikan pelatihan kader. Pelatihan kader ini diberikan pada calon kader
didesa yang telah ditetapkan.
Sebelumnya
telah dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan desa,
pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk terlaksanakan acara tersebut.
Calon
kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk tiap
posyandu.
BAB
II
ISI
1.
PENGERTIAN
KADER
Kader
kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat
dan dilatih untuk menangani masalah- masalah kesehatan perseorangan maupun
masyarakat untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat
pemberian pelayanan kesehatan.
Kader
merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat.
Departemen
kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksud untuk
meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Para kader
kesehatan masyarakat itu sebaiknya memiliki latar belakang pendidikan yang
cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara
sederhana.
Kader
kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas mesyarakat setempat serta pimpinan
yang ditunjuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat
melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja
dari sebuah tim kesehatan.
Para
kader masyarakat mungkin saja bekerja secara full atau partime dalam bidang
pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau bentuk lainnya
oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga kader kesehatan
yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan
secukupnya oleh masyarakat setempat.
2.
MACAM
– MACAM KADER
ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai
dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam
program pelayanan kesehatan.
a. Kader Posyandu Balita
- Kader yang bertugas di pos pelayanan terpadu (posyandu) dengan kegiatan rutin setiap bulannya melakukan pendaftaran, pencatatan, penimbangan bayi dan balita.
b. Kader Posyandu Lansia
- Kader yang bertugas di posyandu lanjut usia (lansia) dengan kegiatan rutin setiap bulannya membantu petugas kesehatan saat pemeriksaan kesehatan pasien lansia.
c. Kader Masalah Gizi
- Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan pendataan, penimbangan bayi dan balita yang mengalami gangguan gizi (malnutrisi).
d. Kader Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
- Kader yang bertugas membantu bidan puskesmas melakukan pendataan, pemeriksaan ibu hami dan anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan (penyakit).
e. Kader Keluarga Berencana (KB)
- Kader yang bertugas membantu petugas KB melakukan pendataan, pelaksanaan pelayanan KB kepada pasangan usia subur di lingkungan tempat tinggalnya
f. Kader Juru Pengamatan Jentik (Jumantik)
- Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan pendataan dan pemeriksaan jentik nyamuk di rumah penduduk sekitar wilayah kerja puskesmas
g. Kader Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
- Kader yang membantu petugas puskesmas melakukan pendataan dan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di lingkungan pos tempat kerjanya
h. Kader Promosi Kesehatan (Promkes)
- Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan penyuluhan kesehatan secara perorangan maupun dalam kelompok masyarakat
i. Kader Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
- Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas melakukan penjaringan dan pemeriksaan kesehatan anak-anak usia sekolah pada pos pelayanan UKS.
3.
PERAN
DAN FUNGSI KADER
Peran
dan fungsi kader sebagai pelaku penggerak masyarakat :
a. Perilaku
hidup bersih dan sehat
b. Pengamatan
terhadap masalah kesehatan di desa
c. Upaya
penyehatan dilingkungan
d. Peningkatan
kesehatan ibu, bayi dan balita
e. Pemasyarakatan
keluarga sadar gizi
4.
TUGAS
KADER
Kader
ditujukan oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan tugas-tugas kader
kesehatan masyarakat yang secara umum hamper sama tugasnyadibeberapa negara
yaitu :
1. Pertolongan
pertama pada kecelakaan dan penanganan pada penyakit yang ringan.
2. Melaksanakan
pengobatan yang sederhana
3. Pemberian
motivasi dan saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah melahirkan.
4. Menolong
persalinan.
5. Pemberian
motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak.
6. Memberikan
motivasi dan peragaan tentang gizi.
7. Program
penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan.
8. Pemberian
motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan.
9. Melakukan
penyuntikan imunisasi
10. Pemberian
motivasi KB
11. Membagikan
alat-alat KB
12. Pemberian
motivasi tentang sanitasi lingkungan, kesehatan perorangan dan kebiasaan sehat
secara umum
13. Pemberian
motivasi tentang penyakit menular, pencegahan dan perujukannya
14. Membantu
kegiatan di klinik
15. Membina
kegiatan UKS secara teratur
16. Mengumpulkan
data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu pencatatan dn pelaporan.
5.
PEMBENTUKAN
KADER
Mekanisme
pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini disebabkan karena kader
yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan
kader ini diberikan pada calon kader didesa yang telah ditetapkan.
Sebelumnya
telah dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan desa,
pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk terlaksanakan acara tersebut.
Calon
kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk tiap
posyandu.
6.
PERSIAPAN
DAN PELATIHAN KADER
Persiapan
dan pelatihan kader ini adalah :
a. Calon
kader yang akan dilatih
b. Waktu
pelatihan sesuai kesepakatan bersama
c. Tempat
pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas
d. Adanya
perlengkapan yang memadai
e. Pendanaan
yang cukup
f. Adanya
tempat praktik ( lahan praktik bagi kader )
Tim
pelatih kader melibatkan dari beberapa sector. Camat otomatis bertanggung jawab
terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas. Pelaksanaan
harian pelatihan ini adalah staf puskesmas yang mampu melaksanakan.
Waktu
pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode yang digunakn adalah
ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, permainan peran, penugasan, dan
praktik lapangan.
Jenis
materi yang disampaikan adalah :
a. Pengantar
tentang posyandu
b. Persiapan
posyandu
c. Kesehatan
ibu dan anak
d. Keluarga
berncana
e. Imunisasi
f. Gizi
g. Penanggulangan
diare
h. Pencatatan
dan pelaporan
7.
STRATEGI
MENJAGA EKSISTENSI KADER
Setelah
kader posyandu terbentuk, maka perlu adanya strategi agar mereka dapat selalu
eksis membantu masyarakat dibidang kesehatan.
a. Refresing
kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh bidan desa
maupun petugas lintas sector yang mengikuti kegiatan posyandu
b. Adanya
perubahan kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan pertemuan rutin tiap bulan
secara bergilir disetiap posyandu
c. Revitalisasi
kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan . dimana semua kaders
diundang dan diberikan penyegaran materi serta hiburan dan bisa juga diberi
rewards.
d. Pemberian
rewards rutin. Misalnya berupa kartu berobat gratis ke puskesmas untuk kader
dan keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang diberikan setiap
tahun.
8.
PEMBIANAAN
KADER
Hal-hal
yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
a. Pemberitahuan
ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan (promosi bidan siaga)
b. Pengenalan
tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
c. Penyuluhan
gizi dan keluarga berencana
d. Pencatatan
kelahiran dan kematian bayi atau ibu
e.
Promosi tabulin, donor
darah berjalan, ambulan desa, suami siaga, satgas gerakan saying ibu.
Pembinaan
kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang peran kader adalah dalam
daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan bayi.
Hal-hal
yang perlu disampaikan dalam persiapan persalinan adalah sebagai berikut :
a. Sejak
awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan atau
dokter.
b. Suami
atau keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
c. Ibu
dan suami menanyakan kebidan atau kedokter kapan perkiraan tanggal persalinan.
d. Jika
ibu bersalin dirumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan tempat tidur dengan
alas kain yang bersih, air bersih dan
sabun untuk cuci tangan, handuk bersih, pakaian ibu dan bayi yang bersih.
Pembinaan
kader yang dilakukan oleh sidan yang berisi tentang peran kader dalam deteksi
dini.
Tanda bahaya dalam
kehamilan yaitu :
-
Perdarahan (hamil muda
atau hamil tua)
-
Bengkak dikaki, tangan,
wajah, atau sakit kepala kadang disertai kejang
-
Demam tinggi
-
Keluar air ketuban
sebelum waktunya
-
Bayi dalam kandungan
gerakannya berkurang atau tidak bergerak
-
Ibu muntah terus dan
tidak mau makan
Tanda Kegawatan dalam persalinan :
a.
Pendarahan
b.
Kejang
c.
Demam, menggigil,
keluar lendir berbau.
d.
Persalinan lama
e.
mal presentase
f.
Plasenta tidak
lahir dalam 30 menit
Kegawatan dalam masa nifas :
Pada
masa segera setelah persalinan dapat terjadi baik pada ibu maupun pada bayi
yang mengancam keselamatan ibu seperti : pendarahan sisa plasenta dan kontraksi
yang tidak baik serta sepsis.pada bayi baru lahir dapat terjadi trauma lahir
dan depresi bayi.
Bila
terjadi kegawatdaruratan pada ibu dan bayi maka segera beri tahu keluarga
tentang tatalaksanaan yang akan dilakukan baik dampak baik maupun buruk dr
tindakan tersebut.tindakan seperti ini butuh bantuan ibu suami dan keluarga
agar dapat tercipta kerjasama yang baik .
Apabila
ibu dan bayi sudah berada dirumah , informasikan pada ibu tentang,suami dan
keluarga tentang ada nya kegawatdaruratan yang mengharuskan ibu membawa nya ke
pusat pelayana kesehatan atau bidan terdekat. Tanda-tanda kegawatan masa nifas
:
a.
Pendarahan yang
banyak atau menetap
b.
Rasa letih , bibir
dan mata yang pucat
c.
Bengkak pada salah
satu atau kedua nya
d.
Syok
e.
Tidur turun drastis
f.
peningkatan tekanan
darah
g.
defresi post partum
Jika muncul salah satu
kegawatan tersebut mengharuskan ibu mendapatkan pelayanan bidan atau tenaga
kesehatan terdekat.
Kegawatan masa nifas
pada bayi
Pada
bayi sebagian besar penyebab kematian yaitu karena infeksi, asfiksia dan trauma
pada bayi. Pengenalan tanda-tanda kegawatan pada bayi perlu untuk dilakukan
penatalaksanaan lebih dini yang sesuai dan dapat menurunkan angka kematian
tersebut.
Kegawatan
bayi dapat terjadi hari-hari pertama masa nifas dan perlu pertolongan segera ataupun
dalam 7 hari pertama masa nifas yang juga memerlukan pertolongan disarana
pelayanan kesehatan.
Kegawatan
bayi beberapa hari setelah persalinan harus segera dibawa kesarana pelayanan
kesehatan / hubungi bidan :
a. Bayi
sulit bernafas
b. Warna
kulit dan mata kuning
c. Pernafasan
lebih dari 60 x/menit
d. Kejang
e. Perdarahan
f. Demam
g. Bayi
sulit tidur sepanjang malam dan tidak mau menetek sepanjang hari
h. Tidak
dapat menetek (muluk kaku)
Kegawatan
bayi 7 hari pertama masa nifas yang membutuhkan perawatan bidan / dibawa
kesarana pelayanan kesehatan secepatnya :
a. Hipotermi
b. Pucat
/ kurang aktif
c. Diare
/ konstipasi
d. Kesulitan
dalam menetek
e. Mata
merah dan bengkak / nanah
f. Merah
pada tali pusat / tercium bau
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kader
kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat
dan dilatih untuk menangani masalah- masalah kesehatan perseorangan maupun
masyarakat untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat
pemberian pelayanan kesehatan.
Hal-hal
yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
a. Pemberitahuan
ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan (promosi bidan siaga)
b. Pengenalan
tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
c. Penyuluhan
gizi dan keluarga berencana
d. Pencatatan
kelahiran dan kematian bayi atau ibu
e.
Promosi tabulin, donor
darah berjalan, ambulan desa, suami siaga, satgas gerakan saying ibu.
Pembinaan
kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang peran kader adalah dalam
daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan bayi
DAFTAR PUSTAKA
1. Heru, Adi. 2007. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC
2. Zulkifli, 2003.Posyandu Dan Kader Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Jurnal Kesehatan, (online), http://www.scribd.com/doc/25886294/thm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar